Selasa, 11 Oktober 2011

one

suatu hari entah itu yang pertama kalinya atau bukan yang jelas aku melihatmu disebuah pusat penjualan makanan dan minuman kau melenggang begitu saja dan tak kuhiraukan.

suatu malam sekitar pukul 7 malam disebuah lapangan ada sebuah acara musik yang menarik perhatian kulihat lagi kau memakai cardigan coklat menari spiral di depan seorang bule dan yang ku tahu aku melihatimu tapi tak ada keinginan untuk kau balas harus melihatiku.

sebelum malam itu aku menemukan fotomu bersama seorang gadis berponi berkulit putih pucat dan berbibir merah, kalian berdua tapi tidak tampak mesra satunya melihat ke kanan satunya melihat kekiri bukan bertatapan tapi melempar pandangan. kau terlihat menyeramkan, well menyeramkan karena penampilanmu menurutku mirip preman atau mirip orang jahat ditivi bertubuh kecil tapi berkekuatan sangat besar dan keberanian yang menakjubkan.

pada malam itu aku tidak ada pikiran untuk memperhatikanmu sampai suatu ketika kau naik panggung bernyanyi dan memetik atau mungkin menggesek gitar sampai aku terpukau dan kau secara tidak sengaja (menurutku) atau mungkin kau sengaja (tentu saja menurutmu) bermain gitar dengan duduk sampai kayang tetap melakukan pekerjaanmu secara profesional walaupun strep gitar telah copot dari gitarmu itulah yang menarik menurutku kau terlihat sangar. aku suka.

setelah malam itu kehidupanku tetap normal kalaupun bertemu kau aku hanya akan melihat sekilas dan berkata temanku "hei itu 'kau' ya kan?" temanku mengangguk dan menambah beberapa komentar sedikit tentu yang baik-baik.

beberapa bulan kemudian

suatu sore saat aku akan menuju sebuah gedung kesenian yang akan memajang foto temanku dalam perjalanan tiba-tiba temanku menggodaku dan itu dengan kau, entah ilham darimana yang ia dapat aku hanya tersenyum.
ternyata gedung kesenian telah tutup. kami mencari alternatif lain untuk tidak me-mubazir-kan kesempatan keluar rumah kami. sebelum menuju gedung kesenian kami melewati lapangan tentara yang digunakan untuk sebuah acara anak muda. akhirnya kami memilihnya untuk dijadikan jujug-an. tribun besi telah hampir penuh.
aku berdiri didepan salah satu tribun dan menunjuk keatas untuk menyuruh teman-temanku beranjak kesana. dan tanpa sadar tanpa melihatmu ternyata aku berdiri tepat didepanmu, itu aku tahu setelah diatas aku melihat kebawah tepat ditempatmu duduk dan aku ingin mencibirmu sebelum aku tahu itu kau dan sebelum itu terjadi temanku berkata "itu kan 'kau' ya kan?" aku menggangguk setelah mengamatimu.

dari sinilah kisahnya berawal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar